Selasa, 29 Maret 2011

telur mata sapi

telur, makanan kegemaranku, biasanya aku makan untuk sarapan. makan telur dipagi hari di tambah susu segelas cukup mengenyangkan hngga siang. telur ceplok paling praktis. tinggal di pecah di atas penggorengan lalu taburi sedikit garam, atau di goreng dengan margarin. hmmmmm yuuummmyyyyy di tambah saus extra pedas.selain gampang banget buatnya, pengolahan telur ceplok alias mata sapi ini, paling baik kedua setelah pengolahan dengan cara di rebus, yaitu sedikit pengusakan protein karena proses pengolahan ( sumber nya lupa, hhe. tapi pernah baca). 

telur ceplok biasanya dapat dari telur ayam atau bebek. perbedaannya adalah dari warna kuning telurnya. telur bebek memiliki inti yang cenderung kemerahan. katanya sie lebih banyak proteinnya, tapi gag tahu juga, soalnnya belum pernah baca penelitiannya. tapi tetep kusuka telur ayam, menurut aku, telur bebek lebih amis,,,, hmmmmmmmm

aku cukup satu butir untuk sarapan, tapi suamiku dua butir baru dia puas,,,hhe. keluarga penyuka telur, telur ceplok terutama. hmmmmmm, yuuummmmyyy.....


Sabtu, 19 Maret 2011

RiNdU



Saat ini, hatiku semu

Cinta yang menelan rindu
Menguras air mataku

Tapi aku tetap istrimu
Yang setia dan bersabar
Demi tujuan kita
Menebar benih suraga dalam cinta
Untuk benih dalam rahimku
Untuk harapan insan cinta mu dan cintaku
Dan engkaulah tetap suamiku
Dalam dekapmu yang selalu kurindu
Dalam setiap belaimu yang menyayangiku
Dalam godamu yang menggilaiku

Cinta itu indah
Seindah bagaimana kita membuatnya indah

Luv u ….


By. Andri permatahati

Jumat, 18 Maret 2011

gembala hati


 Tentang nyanyian rindu oleh andri permatahati


Dan sejak engkau pergi dari jiwa ini
Dan ketika ruh ruh suci berlari pergi
Sekelumit aji dalam diri tak bersunyi
Hati yang tercipta, Merasa, menahan,
Mengalirkan denyut denyut mutiara
Detak detak duri dalam diri
Kasih pilih mana?
Kasih yang tentukan Kasih yang alunkan,
Music music kesunyian,
Tabuhan perang
Ladang yang membahagiakan
Jalan yang menyilaukan


Berjalanlah ke arahKu
Aku akan berlari menangkapmu
Aku telah berlari,, Kunanti dirimu memelukku
Kutunjukkan setiaku
Kau nantikan kesabaranku

Aku rindu seperti dulu
Merintih di indahnya malamMu
Aku rindu Kau getarkan sukmaku


Maka nyalakanlah cahaya untukku
Berikan aku pelita dalam langkahku
Bukalah urat nadiku, agar Kau bisa sedekat itu




cap cay

sukaaaaa sekali makan sayur....dari kecil diajari ibu untuk gemar makan sayur. sampai gede tetep suka banget. selain mudah didapat, murah, mudah lagi mengolahnya. ditumis, di rebus untuk urap, untuk lalapan, disayur, hmmmmmmm.....;d

bosan dengan menu tumis atau rebus? kali ini aku coba buat cap cay sayur, rasanya lumayan lah, variasi baru, cukup mengundang selera, dan menyehatkan tentunya.

cap cay merupakan makanan khas tiong hoa, namun rasa ini tak kalah lezatnya lho....



bahan-bahan:
wortel, potong serong
caisin, iris kasar
sawi putih, iris kasar
udang/ati ampela/bakso/telur
daun bawang, iris serong
tomat
air kaldu

bumbu-bumbu:
1 buah bawang bombay, iris kasar
2 siung bawang putih, geprek
lada putih, satu sendok teh
jahe, memarkan
gula 1/2 sendok teh
garam 1/4 sendok teh

cara memasak:
-tumis bawang bombay hingga harum
-masukkan bawang putih dan jahe
-masak udang/bakso/ati ampela/telur kocok
-masukkan semua sayuran,
-tambahkan kaldu ayam, saus tram, gula, garam, dan lada
-masak hingga matang lalu tambahkan daun bawang.


*sayuran boleh di ganti atau di tambah (jamur kuping, brokoli,dll)

PERMAINAN CINTA


Lagi-lagi tentang cinta, sebenarnya bosan sudah aku dengan tema ini
Tapi  bagaimana lagi, 

Aku terlahir dari ibuku oleh bapakku yang terjalin cinta
Aku tumbuh berkat cinta mereka
Mereka menghadiahi aku seekor kelinci, agar aku dapat mencintai makhluk_Nya

Saat aku beranjak remaja, aku mencintai lelaki dan dia mencintaiku
Aku tulus mencintainya, namun dia juga mencintai perempuan lain
Pikirku orangtuanya dulu menghadiahi kelinci dan kucing secara bersamaan

Kini aku sudah dewasa, aku telah mengerti apa itu cinta, agar aku mempunyai seseorang yang dapat kuajari untuk mencintai
Lagi-lagi dia mencintai orang lain, kami bertengkar hingga tak ada cinta di antara kami

Hingga datang seseorang yang mengatakan cinta kepadaku, namun malas sudah aku dengan urusan cinta
Tapi dia bersikeras dengan kata mencintaiku, dan entah kenapa cinta itu merasukiku
Mungkin aku telah menemukan cintaku, aku merasa senang, hanya aku yang dicintainya, tapi itu tidak benar, hatiku serasa tak ada cinta lagi

tak ada lelaki yang tidak mencintai wanita lain, hatiku berkata

Bersanding dengan lelaki yang tidak kucintai, ahhhh mungkin harus begini, sudahlah pasrah saja, mungkin aku akan menemukan arti cinta yang lain

Sama-sama tidak saling cinta, hidup bersama, hingga muncul si kecil Amalya. Kulihat dia sering menatapku, mungkin ada yang dirasa aneh padaku, sudahlah. Aku tak peduli.
 Lagi-lagi dia menatapku, saat kutoleh terlihat aneh tingkahnya. Aku benar-benar heran dan penasaran. Kulihat dia bermain dengan Amalya, tiba-tiba dia menoleh ke arahku, seperti ada yang aneh. Apa maksudnya? Aku tak peduli.
 Lalu mata kami saling beradu. Oh Tuhan ada apa ini, seperti anak kelinci, kami berdua tersipu malu, dan tertawa bahagia saat melihat Amalya tersenyum seakan menertawai kami.

Cinta datang tak terduga, yang disebut cinta rupanya bukan cinta, cinta mati bukanlah cinta, cinta buta bukanlah cinta, namun cinta itu ikhlas

By. Andri Permatahati
**********

PS.note ini dibuat untuk tujuan dimengerti dan dipahami sesuai hati dan nurani masing-masing
(pernah dikirim untuk lomba cerita mini, tapi belum saatnya menang)


Selasa, 15 Maret 2011

bONeka


Tersentak hatiku, pilu terasa meski tak tau mengapa Alyandra berlari ke pelukku dengan tangis kesedihan yang mendalam. Melewati dua gang di kompleks perumahan yang cukup sempit, gadis kecil itu berlari seakan hendak melampiaskan kekesalan yang tak seorangpun dapat mengerti. Akupun tak tahu, dan baru sekali ini mendapati anak kecil dengan tangisan seperti itu.
‘Alya mau cerita sama tante?’ tanyaku sambil mengusap air matanya. Sesenggukannya tak berhenti sembari menganggukan kepalanya hingga terayun rambut ikalnya yang terikat tinggi-tinggi di kepalanya. Kucium keningnya lalu dia tunjukkan boneka yang erat digenggamnya. Terbata-bata ia berkata,’ini tante’. Boneka Barbie dengan baju berwarna pink, seperti yang Alya pakai, rambut ikal yang terikat sama seperti gadis itu. ‘Tangannya patah tante’. Tangisnya semakin manjadi. ‘Bobby rebut Chacha,lalu tangannya patah, terus Bobby suruh beli Chacha baru di toko, Alya ga mau tante…Chacha punya Alya……’. Kupegang bonekanya, lalu erat ia balik memelukku. Kini aku biasa merasakan kesedihannya.
Hanya sebuah boneka, namun sangat berarti bagi seseorang, bahkan akan menjadi bagian dari jiwanya. Seperti orang dewasa yang kehilangan kekasihnya, seperti wanita yang kehilangan sandaran hatinya, seperti pelukis yang kehilangan kuasnya, seperti pujangga yang kehilangan inspirasi hidupnya. Bahkan anak sekecil Alyandra bisa merasakan kesedihan seperti itu.
‘biar tante rawat, Chacha akan baik-baik saja,’ bujukku. Matanya berbinar dan bibir mungilnya tersenyum lega.

BY. ANDRI PERMATAHATI